Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Februari, 2010

Banda Aceh. cuaca yang sangat panas seperti biasanya. simpang lima ramai dengan aktifitasnya, berbagai jenis kendaraan mondar-mandir di simpang lima yang mempunyai tugu besar persembahan Bank Bukopin.

De Helsinki nama yang cukup pamor di Banda Aceh. ” salah satu coffe sho dan resto di Banda Aceh yang selalu membuat acara konser band untuk anak muda ” ungkap agus sambil meminum teh tarik sajian De Helsinki.

Saya, Ipah, Isti masih baru di Banda, terkecuali ipah yang memang kuliah di Banda namun ia mengaku bahwa ia juga anak rumahan kata anak sigli yang memiliki tubuh semampai itu.

“tanggal 19 Februari ini ada Abdee slank dan Firman disini ” jelas agus lagi tanpa kami tanya

Bang Agus sapaan akrabnya, membina kami dengan penuh kesabaran, menjawab tubian pertanyaan dari kami, dia mentor kami, panitia dari Beujroh yang paling cuek dan pendiam. selama tiga hari training yang saya ikuti di Hotel Diana Kuta Alam memang bang agus yang terlihat cuek dan pendiam.

Tapi hari ini , sosok agus yang juga mahasiswa di IAIN Ar-Raniry semester empat menjadi periang, fair,  ramah, dan ternyata dia humor juga….

(lebih…)

Read Full Post »

Inang di Peunayong

Awan yang cerah memberikan kehangatan dan semangat yang tinggi di Pasar Peunayong Banda Aceh, ragam aktivitas di pasar itu membuat suasana ramai. Bangunan yang besar berlantai 2 dipenuhi aneka dagangan yang dijual pada pagi 11 februari 2010.

Seperti pasar lainnya, pasar Peunayong dipadati para pembeli, lantai yang kotor, becek, sampah berserakan, di Pasar Ikan yang didalamnya menjual aneka ikan dengan berbagai jenis ukuran.

Rasa penasaran mengantarkan penulis beranjak dari pasar ikan yang becek dan kotor itu menuju lantai 2, menapaki anak tangga terdapat 2 orang nyak-nyak ( nenek-nenek ) yang berjualan rempah-rempah sambil bersender.

” piyoh dek ( mampir dek ) “ kata nenek berkain sarung itu dengan nada suara rendah dan bergetar. Rempah-rempah yang dijajarkan di anak tangga tersebut membuat para pengguna jalan merasa risih dan sempit.

Di lantai dua seperti bukan halnya pasar, sepi dan sunyi hanya ada penjual dan barang dagangannya saja, aktifitas jual beli tak terlihat di lantai dua yang mayoritas pedagangnya menjual sayur mayur.

“ Empat ribu saja ya “ tawar seorang pembeli sambil menggendong anaknya, “ tidak bisa dek, sudah mahal.Lima ribu lima ratus saja kalau mau “ jawab perempuan setengah baya tanpa jilbab yang duduk diatas lapaknya. (lebih…)

Read Full Post »