Suasana hening, secangkir teh dingin menyejukkan kepala, diantara kicauan burung walet diudara. ya…..seperti biasa, aktifitas kehidupan tetap berjalan, roda perekonomian semakin cepat membuat setiap makhluk yang dinamakan manusi pun berlomba-lomba mendayungnya.
udara panas dengan awan yang kelam, entah apa maksudnya langit seperti itu, seperti tidak ada kejelasan. asik membuka jejaring sosial setiap saat bisa membuat kejenuhan hati juga, di berbagai media online selalu menyajikan berita tentang suasana DPR ricuh, kasus Bail Out Century, Pansus Century dsb…lagi-lagi Century.
hanya bisa tertawa geli kala itu saat melihat tayangan Televisi ketika suasana Rapat DPR Ricuh, terlintas di benak celenehan Alm Gusdur ” DPR seperti taman kanak-kanak”.
kalau kita perhatikan memang sangat tepat celenehan alm.Gusdur, DPR adalah perkumpulan orang-orang intelektual yang mempunyai amanah rakyat dan mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dan juga sebagai contoh masyarakat, sudah tidak bisa kita hitung lagi sudah berapa kali kejadian ricuh saat rapat di DPR. layaknya anak TK yang gampang marah dan menangis ketika pendapat dan suaranya tidak didengarkan, anak TK atau anak-anak jika meminta sesuatu atau sesuatu pendapatnya tidak didengarkan dan tidak diterima oleh ibunya pasti anak tersebut merasa sedih, marah dan bisa mengamuk.
nah begitu juga wajah DPR kita sekarang, hanya tertawa geli dan malu ketika hal ini ditonton oleh negara lain, betapa tidak mereka akan selalu meremehkan Indonesia, melihat SDM nya saja mereka sudah senyum sinis dan remeh, berbagai janji di umbar, dan tak banyak pula kebohongan di tuai.
teringat pesan oarangtua, jangan pernah bermimpi jadi pemimpin jika memimpin diri saja belum bisa. ironisnya semua orang berlomba-lomba agar bisa duduk di parlemen tetapi hanya sebagian yang dengan penuh hati bersih semata karena rakyat, Anggota DPR baik yudikatif, legislatif maupun eksekutif mereka semua pemimpin, seyogyanya pemimpin mampu mengkontrol emosi diri dalam hal apapun, tapi coba kita lihat realita saat ini. hahahahahaha…..
sangat miris memang…
jam sudah menunjukkan pukul 14.42, ruangan lantai dua coffe shop Endatu kopi meulaboh masih kosong, hanya ada beberapa anak muda sedang asik berbicara, entah apa yang mereka diskusikan, dan ada satu orang duduk tepat meja ku asik membuka akun facebook, sudah 2 cangkir teh manis dingin dan satu cangkir kopi.
terbesit ingatan kata-kata Albert Einstein ” imajinasi lebih baik daripada pengetahuan” , menulis juga perlu imajinasi.
pelatihan yang aku ikuti di Banda Aceh membuat motivasi lebih tinggi untuk menjadi Penulis hebat, film Balibo yang diputar saat training mendorong ku untuk kuat menetapkan hati menjadi jurnalis yang loyal terhadap kebenaran dan fakta.
Langit sudah memberikan kejelasan, berubah menjadi terang. gulungan tisu mulai habis karena menyapu keringat yang mengalir di wajah yang kusam, bentar-bentar buka facebook, mungkin ada yang komentar tentang statusku atau menyapa ku, ternyata tidak ada.
apa kabar meulaboh hari ini ? aku hanya tau meulaboh panas, tetapi yang terjadi diluar aku tidak tahu, karena dari pagi aku betah duduk di lantai dua endatu yang sunyi ini dengan laptop sambil menunggu sore hari datang. selalu kejenuhan yang aku jumpai tiap hari. berharap kawan datang tapi tak kunjung tiba.
Hmmm…baik friens. kata-katanya bagus sekali.
di dalam gedung DPR memang menjadi ruang bermainya anak-anak TK. anak-anak TK yang sudah memiliki Kumis/jenggot/uban/keriput dll.
yang jelas itu di sebabkan oleh ego mereka, kekuasaan mereka, kesombongan mereka.
tapi aku salut dengan gambaran DPR sekarang ini di bandingkan DPR dahulu, yang hanya diam seperti sapi ompong. menjadi tempat tidur-tiduran dan selesai pulang yang terpenting isi absen.
untuk tulisannya bagus sekali, lanjut terus………
THANKS FOR COMMENT….